• 24 Maret 2025

Miris, Kebutuhan Ekonomi Renggut Nyawa Warga, Pemkab Tubaba Rencana Hibahkan 1,7 Milyar Ke Provinsi

 Miris, Kebutuhan Ekonomi Renggut Nyawa Warga, Pemkab Tubaba Rencana Hibahkan 1,7 Milyar Ke Provinsi

Sungguh miris! saat faktor kebutuhan ekonomi menjadi alasan salah seorang Warga Tiyuh Gunung Menanti Kecamatan Tumijajar mengorbankan diri sendiri menghilangkan nyawa dengan cara yang mengerikan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tulang Bawang Barat (Tubaba) malah berencana menganggarkan Belanja Hibah Rehabilitasi Masjid Kajati Rp.1,7 milyar rupiah ke Kejaksaan Tinggi (Kajati) Provinsi Lampung.

“Pertanyaan saya yang saat ini sedang membutuhkan perhatian apakah Kejaksaan Tinggi (Kajati) atau Keluarga Korban Bunuh diri di tiyuh gunung menanti beberapa waktu lalu mengakhiri hidupnya dengan cara sadis, karena sudah sangat jelas pihak kepolisian Tubaba mengklaim korban murni bunuh diri dengan alasan faktor ekonomi” Cetus Suhendri, Sekretaris Lembaga Pemerhati Nasional Membangun (LPNasdem) Tubaba, Sabtu (24/12/2022).

Suhendri. Menyesalkan Kebijakan Pemkab Tubaba yang di nilai sangatlah kurang elok, menurutnya seharusnya Pemkab Tubaba Perihatin atas peristiwa yang telah menelan korban itu. Akan tetapi, malah memberikan perhatian khusus kepada Kejati dengan berencana menganggarkan bantuan untuk Belanja Rehabilitasi Masjid Kejati senilai 1’7 milyar rupiah.

“Ini sangat tidak etis, bukannya Pemkab prihatin atas insiden korban bunuh diri yang notabene nya sudah jelas, Asumsi dari pihak Kepolisian menerangkan bahwa peristiwa itu terjadi murni bunuh diri dengan alasan faktor ekonomi, malah Pemkab memberikan bantuan Belanja Rehabilitasi Masjid ke Kajati Provinsi Lampung yang nilainya sangat fantastis, sementara apakah Pemkab pernah mengunjungi keluarga korban karena ini yang sangat mungkin sebenarnya membutuhkan perhatian” Sesal Suhendri.

Suhendri menilai, Rencana Pemkab Tubaba memberikan bantuan untuk Belanja Rehabilitasi Masjid Kejati Lampung sangatlah berlebihan, karena saat ini yang seharusnya mendapatkan perhatian adalah anak dan istri korban.

“Ini sangat berlebihan, saat warga Tubaba sendiri yang seharusnya di perhatikan karena dalam insiden ini masih ada keluarga, anak dan istri korban yang membutuhkan perhatian, Pemkab malah menghambur- hamburkan bantuan yang notabene bukan untuk kesejahteraan warga di Daerah Kabupaten itu sendiri” Urainya.

Terpisah, Ayuni istri korban mengaku bahwa pekerjaan suaminya semasa hidupnya merupakan buruh harian lepas yang penghasilannya tidak menentu saat ini untuk kebutuhan makan sehari-hari dirinya dan anaknya sementara ini di tanggung oleh orang tuanya yang merupakan buruh harian lepas.

Ayuni menjelaskan semenjak suaminya meninggal hingga saat ini belum pernah ada dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) maupun pihak Dinas terkait mengunjungi keluarga korban.
“Belum pernah ada” jawabnya sambil melamun

Hal itu di benarkan oleh Sekretaris Tiyuh setempat bahwa semenjak kejadian tersebut hingga saat ini belum pernah ada pihak dari Pemkab Tubaba maupun Dinas terkait mengunjungi keluarga korban.
“Setahu saya belum pernah ada, pak camat, danramil dan pihak kepolisian datang pas waktu kejadian itu saja, korban kan ada anak yang masih SD kalau istrinya sepertinya trauma, soalnya sering melamun” kata Wawan.

Menurut Wawan, motif bunuh diri korban belum jelas sebab korban dikenal sebagai orang yang tidak memiliki masalah.
“Kalau hubungan dengan masyarakat lingkungan dia baik, ceritanya dia mau bikin rumah, mungkin kurang dukungan dari saudaranya, apa pengaruh dari pilih kasih dari keluarga mungkin bisa jadi di putus asa, kalau pekerjaanya pagi dia Leles singkong, siang dia kerja di humas buruh harian,” kata Wawan (medi)

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Baca Juga

Leave a Reply