• 3 November 2025

Tim Pengabdian FK Kedokteran Unila Gelar Edukasi “DIAKTA” Ajarkan Deteksi Dini Penanganan Dan Pencegahan Diare Pada Anak

 Tim Pengabdian FK Kedokteran Unila Gelar Edukasi “DIAKTA” Ajarkan Deteksi Dini Penanganan Dan Pencegahan Diare Pada Anak

BANDAR LAMPUNG – Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan bertajuk “DIAKTA: Diare Kenali, Tangani, Amankan” di wilayah kerja Puskesmas Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung pada 19 September 2025 beberapa waktu lalu.

Program yang di gelar tersebut, bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat dalam mengenali, menangani, dan mengamankan anak dari risiko diare melalui edukasi visual, praktik langsung, serta pelatihan berbasis keluarga, yang di ikuti warga kelurahan setempat.

Ketua tim pengabdian, dr. Risti Graharti, M.Ling. menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan respon terhadap masih tingginya angka kasus diare pada anak di wilayah perkotaan.
“Kita ingin membangun kesadaran keluarga agar bisa mengenali tanda bahaya sejak dini, menangani dengan langkah sederhana tapi efektif, dan mencegah agar anak tidak jatuh ke kondisi dehidrasi berat,” ujar dr. Risti.

“Salah satu bentuk edukatif, tim juga memperkenalkan poster interaktif DIAKTA yang memuat panduan visual tentang konsistensi dan warna feses, tanda bahaya, serta langkah “Kenali–Tangani–Amankan” agar masyarakat mudah memahami ciri-ciri klinis dan langkah penanganan awal diare di lingkingan rumah.”Tambah nya.

Sebagai dokter spesialis anak, dr. Shinta Nareswari, Sp.A salah satu tim, menekankan pentingnya deteksi dini gejala diare agar anak tidak sampai mengalami dehidrasi berat.
“Orang tua perlu mengenali tanda-tanda awal seperti frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari, tinja yang lembek atau cair, disertai muntah, demam, atau anak tampak lemas,” jelasnya.

Diri nya menambahkan, perubahan warna feses juga penting untuk diperhatikan — misalnya feses berwarna hitam dapat menandakan perdarahan saluran cerna, sementara putih atau pucat bisa menunjukkan gangguan hati.
“Dengan memahami konsistensi dan warna feses seperti di poster edukasi DIAKTA, orang tua bisa lebih cepat mendeteksi kemungkinan infeksi atau gangguan pencernaan,” ujar dr. Shinta.

Dalam sesi berikutnya, dr. Mukhlis Imanto,Sp.THT-KL memberikan edukasi mengenai penanganan diare pada anak di rumah tangga sebelum dibawa ke tenaga kesehatan.
“Langkah paling penting adalah mengganti cairan yang hilang dengan oralit, air matang, atau cairan rumah tangga seperti kuah sayur. Jangan hentikan makan, berikan makanan lunak, dan berikan Zink selama 10 hari,” jelasnya.

Dr. Mukhlis juga mengingatkan pentingnya tidak memberikan antibiotik tanpa petunjuk dokter, karena sebagian besar kasus diare pada anak disebabkan oleh virus dan bisa sembuh dengan rehidrasi dan nutrisi yang tepat.
“Prinsipnya: cairan, nutrisi, dan istirahat cukup. Itulah tiga kunci utama agar anak cepat pulih,” tegasnya.

Sementara itu, dr. Intanri Kurniati, Sp.PK membawakan materi tentang upaya mengamankan anak dan lingkungan agar tidak terjadi penularan ulang.
“Mengamankan bukan hanya mengobati, tapi juga menjaga kebersihan di rumah. Cuci tangan pakai sabun, gunakan air bersih, dan masak makanan hingga matang. Lingkungan yang higienis akan mencegah siklus penularan berulang,” tuturnya.

Beliau juga menekankan bahwa poster DIAKTA didesain untuk memperkuat pesan visual pencegahan — dengan warna feses yang mudah dikenali dan panduan sederhana “Kenali, Tangani, Amankan”.
“Pesan visual ini efektif untuk masyarakat perkotaan yang sibuk. Mereka bisa belajar cepat hanya dengan melihat poster di puskesmas atau rumah,” tambah dr. Intanri.

Dalam kegiatan edukasi berlangsung interaktif dan penuh antusias warga tidak hanya mendengarkan penyuluhan, tetapi berlatih langsung membuat oralit dan mengikuti simulasi cara mencuci tangan yang benar.

Kegiatan di tutup oleh dr. Risti, dengan pesan harapan agar edukasi ini dapat menjadi langkah awal pemberdayaan masyarakat dalam mencegah penyakit berbasis lingkungan.
“Kami berharap kader-kader lokal yang sudah dilatih dapat meneruskan edukasi ini secara berkelanjutan. Dengan ada nya program DIAKTA menjadi model intervensi edukatif yang berkelanjutan untuk wilayah perkotaan,” pungkas Risti.

Melalui kegiatan DIAKTA (Diare Kenali, Tangani, Amankan) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung kembali menegaskan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat — membawa ilmu, inovasi, dan kepedulian demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Lampung.

Rilis Asep

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Baca Juga

Leave a Reply