• 21 Agustus 2025

Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh, Dinas PUPR Terindikasi Kebocoran Anggaran

 Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh, Dinas PUPR Terindikasi Kebocoran Anggaran

Semakin Meluas, Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh, Dinas PUPR Tubaba Tahun 2022 Terindikasi Kebocoran Anggaran

Pasalnya, Kembali di temukan, Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh Dwikora Jaya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Tahun 2022. yang di kerjakan oleh CV Kamaru Jaya dengan pagu Anggaran Rp.2.258.653.000.
Selain tidak adanya Base Camp dan Petunjuk Arah serta Papan Informasi Sistem Menejemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Bahkan dalam pelaksanaan kegiatan Diduga kuat tidak sesuai spesifikasi teknis yang di persyaratkan.
Sebab Serangkaian dari tahapan pelaksanaan pekerjaan, salah satunya pemadatan pondasi Pembangunan pada Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Berbutir, kuat Dugaan tidak dilakukan Pembongkaran Penggalian Pemadatan terlebih dahulu.

Akan tetapi Kerusakan Lubang Badan Jalan di tutupi dengan material yang selanjutnya dipadati lalu di siram tanpa di lakukan pembongkaran terlebih dahulu, sehingga Lapis Pondasi Agregat tersebut secara kualitas Meragukan.

Selanjutnya, pada tahapan Perkerasan Aspalt.
Material Lataston Aus HRS WC didatangkan dari Pabrikan yang selanjutnya dilakukan Penghamparan langsung ke lokasi pekerjaan tanpa distribusikan terlebih dahulu dari Basecamp. dikarenakan di lokasi tersebut tidak memiliki Aspalt Mixing Plant (AMP). Sehingga Kualitas Pekerjaan tersebut meragukan.

Bahkan hasil dari pelaksanaan pekerjaan tersebut diduga salahi bestek, hal itu terlihat jelas hasil pekerjaan dengan ketebalan yang bervariasi.
Sehingga Dari serangkaian Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh Dwikora Jaya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Tahun 2022 Diduga tidak sesuai Spesifikasi Teknik yang mengarah pada kebocoran dan kerugian Keuangan Negara.

Beberapa Aparatur Tiyuh Dwikora Jaya. Kamis (15/9/2022) Mengaku bahwasanya dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan tersebut tidak memiliki kantor. Sementara Base Camp perusahaan tersebut merupakan rumah warga,
base camp nya di rumah warga, kalau kantornya tidak tau juga kita, ” Kata Helmi yang di Amini rekan rekan nya.

Selanjutnya mereka menjelaskan, pekerjaan tersebut telah usai, sementara dalam pelaksanaan diduga kuat tidak sesuai spesifikasi.
“Selesai sekitar seminggu yang lewat, volumenya kalau tidak salah sekitar dua kiloan lebih, aspal pertama mereka kan masak di pinggir jalan, nanti kan di siram langsung tabur batu, kalau yang berlubang tidak di gali paling di kasih batu lalu di padatkan, ” Kata mereka.

Menurut mereka, pada pekerjaan Hotmix HRS WC material di datangkan dari Pabrikan yang selanjutnya di lakukan Penghamparan langsung di lokasi pekerjaan tanpa melalui Base camp terlebih dahulu dikarenakan di lokasi pekerjaan belum adanya (AMP).

” Kalau untuk Aspalt matengnya dari Tegineneng, saya tanya supir yang bawa Dum Truck itu, langsung kelokasi bukan dari beskem. Memeng pernah saya tanya berapa centi pengerjaanya, kata mereka, kok tipis amat kata saya, kata mereka memang dari sana tiga senti, mungkin mereka mengukurnya tiga senti waktu di hampar belum di pijak sama alat” kata Helmi.

Diberitakan sebelumnya,
Tak Ada Base Camp Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh Kibang Budi Jaya Tahun 2022 Diduga Berlumur Masalah

Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh Kibang Budi Jaya Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) tahun 2022. salah satu proyek peningkatan jalan di Dinas PUPR (Tubaba)yang di kerjakan oleh CV. PARABI BERSAUDARA dengan Pagu Anggaran sekitar Rp. 1.306.108.946,31 dengan kontrak kerja 120 hari kalender, dalam pelaksanaan kegiatan Diduga Berlumur Masalah.

Pasalnya, kesiapan dalam pelaksanaan kegiatan Diduga kurang maksimal. Hal itu terlihat jelas dengan belum adanya Base Camp yang memiliki peranan penting dalam berlangsungnya pelaksanan pekerjaan.
Padahal, Base camp merupakan tahapan awal dalam pelaksanan kegiatan sebagai tempat penampungan bahan/material yang selanjutnya di muat dan di distribusikan ke lokasi kegiatan.

Base Camp Juga Merupakan Tempat Pengamanan Peralatan lain di lapangan seperti, dump truck, excavator mini,Concrete mixer, motor grader, vibrator roller, watertank truck, Aspalt Mixing Plant (AMP), generator set, Aspalt finiser, Tandem roller, pnewmatic tire roller, whell loader,aspal distributor, air compressor, power Brom. Yang merupakan peralatan serta sebagai Sarana Pendistribusian Bahan/Material yang telah di proses dari Basecamp ke lokasi pekerjaan.

Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pihak perusahaan diduga mengabaikan Sistem Menejemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) hal itu terlihat jelas dari petugas lapangan yang tidak di lengkapi dengan pelindung diri, mulai dari Sepatu kerja, rompi kerja, topi, sarung tangan dan lainnya. Hal itu semakin di perkuat dengan belum adanya rambu ataupun Petunjuk tentang keselamatan kerja.

Pada penggalian Drainase dan Air Selokan, kuat dugaan tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaan. Pelaksanaan di lakukan menggunakan tenaga manual, yang tidak di lengkapi dengan Fasilitas K3 sehingga diduga membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Salah seorang Pekerja pada penggalian Siring dan pemasangan Talut mengaku, ketika dimintai keterangan Tempat Base Camp, menjelaskan bahwasanya base camp yang di gunakan pihak kontraktor merupakan Rumah warga.
“Itu rumahnya sekitar beberapa rumah dari perempatan ini, beberapa rumahlah ” kata ucir salah seorang pekerja sembari menunjukkan rumah warga.

Menurutnya, kedatangan bahan material tidak didistribusikan dari base camp, melainkan dari Kuari langsung di distribusikan kelokasi pekerjaan.
” Kalau material nya, dari Natar langsung ke sini” kata dia.

Selanjutnya ketika dimintai keterangan Tenaga Ahli K3 dan alasan bekerja tidak menggunakan pelindung diri, pekerja beralasan bahwasanya telah di berikan oleh pihak perusahaan akan tetapi pekerja enggan menggunakan.

” Dikasih, cuma ga dipake tinggal di rumah, pengawas dan tenaga ahlinya k3nya kurang tau saya soalnya sudah pada pulang ke karang semua” Kata mereka.

Diberitakan sebelumnya,
Tak Ada Base Camp Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh Kibang Budi Jaya Tahun 2022 Diduga Berlumur Masalah

Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Tiyuh Kibang Budi Jaya Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) tahun 2022 merupakan salah satu proyek peningkatan jalan di Dinas PUPR (Tubaba)yang di kerjakan oleh CV. PARABI BERSAUDARA dengan Pagu Anggaran sekitar Rp. 1.306.108.946,31 dengan kontrak kerja 120 hari kalender, dalam pelaksanaan kegiatan Diduga Berlumur Masalah.

Pasalnya, kesiapan dalam pelaksanaan kegiatan Diduga kurang maksimal. Hal itu terlihat jelas dengan belum adanya Base Camp yang memiliki peranan penting dalam berlangsungnya pelaksanan pekerjaan.
Padahal, Base camp merupakan tahapan awal dalam pelaksanan kegiatan sebagai tempat penampungan bahan/material yang selanjutnya di muat dan di distribusikan ke lokasi kegiatan.

Base Camp Juga Merupakan Tempat Pengamanan Peralatan lain di lapangan seperti, dump truck, excavator mini,Concrete mixer, motor grader, vibrator roller, watertank truck, Aspalt Mixing Plant (AMP), generator set, Aspalt finiser, Tandem roller, pnewmatic tire roller, whell loader,aspal distributor, air compressor, power Brom. Yang merupakan peralatan serta sebagai Sarana Pendistribusian Bahan/Material yang telah di proses dari Basecamp ke lokasi pekerjaan.

Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pihak perusahaan diduga mengabaikan Sistem Menejemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) hal itu terlihat jelas dari petugas lapangan yang tidak di lengkapi dengan pelindung diri, mulai dari Sepatu kerja, rompi kerja, topi, sarung tangan dan lainnya. Hal itu semakin di perkuat dengan belum adanya rambu ataupun Petunjuk tentang keselamatan kerja.

Pada penggalian Drainase dan Air Selokan, kuat dugaan tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaan. Pelaksanaan di lakukan menggunakan tenaga manual, yang tidak di lengkapi dengan Fasilitas K3 sehingga diduga membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Salah seorang Pekerja pada penggalian Siring dan pemasangan Talut mengaku, ketika dimintai keterangan Tempat Base Camp, menjelaskan bahwasanya base camp yang di gunakan pihak kontraktor merupakan Rumah warga.
“Itu rumahnya sekitar beberapa rumah dari perempatan ini, beberapa rumahlah ” kata ucir salah seorang pekerja sembari menunjukkan rumah warga.

Menurutnya, kedatangan bahan material tidak didistribusikan dari base camp, melainkan dari Kuari langsung di distribusikan kelokasi pekerjaan.
” Kalau material nya, dari Natar langsung ke sini” kata dia.

Selanjutnya ketika dimintai keterangan Tenaga Ahli K3 dan alasan bekerja tidak menggunakan pelindung diri, pekerja beralasan bahwasanya telah di berikan oleh pihak perusahaan akan tetapi pekerja enggan menggunakan.

” Dikasih, cuma ga dipake tinggal di rumah, pengawas dan tenaga ahlinya k3nya kurang tau saya soalnya sudah pada pulang ke karang semua” Kata mereka.

Hingga Berita di terbitkan, Perusahaan, Pengawas, Pihak DPUPR Tubaba belum berhasil di mintai keterangan.

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Baca Juga

Leave a Reply