Belum Satu Bulan Kegiatan Swakelola Picking Jalan Panaragan – Pulung Kencana Mulai Mengelupas
Tubaba — Belum satu bulan perbaikan jalan Simpang Panaragan – Pulung Kencono Kabupaten Tulangbawang yang dikerjakan swakelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Bara (Tubaba) Tahunan aggaran 2021 kondisinya kembali rusak diduga akibat minimnya kualitas hasil pekerjaan tersebut akibat dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
Terlihat beberapa titik di Ruas Jalan Simpang Panaragan – Pulung Kencono belum genap sebulan diperbaiki kini kondisinya mulai memprihatinkan kan kembali, banyak ditemui di beberapa titik jalan tersebut aspalnya mulai mengelupas, retak, ambles kondisi ini disinyalir akibat penanganan dalam pelaksanaan teknis pekerjaan yang dilakukan asal-asalan dan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang ada,” ujar Jarwo warga Tiyuh Tirta Makmur.
“Jalan itu baru diperbaiki, tapi tambalan sudah rusak lagi. Alhasil masyarakat pengguna jalan harus waspada dan berhati-hati, karna di jalan tersebut banyak berserakan batu kerikil bekas aspal yang mengelupas serta jaman yang bergelombang ” kata dia
Masih kata jarwo, Dinas PUPR seolah asal-asalan dalam pelaksanaan pekerjaan terkesan ingin mendapatkan keuntungan yang banyak. Padahal proyek tersebut dikerjakan sendiri oleh Dinas PU tapi malah lebih buruk.
Menurut Jarwo, seharusnya pekerjaan yang dilakukan dengan cara swakelola hasilnya lebih berkualitas daripada hasil pekerjaan yang dilakukan pihak pihak ketiga.
“Karena mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan pekerjaan dilakukan oleh dinas itu sendiri. Jadi, harusnya kegiatan yang dihasilkan lebih maksimal dan berkualitas,” bebernya.
Supri (38), salah pengguna jalan tersebut, mengatakan bahwa, kerusakan ruas jalan tersebut diduga karena buruknya kualitas saat pengerjaan proyek tersebut, serta diduga penanganan perbaikan jalan tidak sesuai dengan jenis kerusak jalan yang terjadi, akibatnya salah penangan perbaikan jalan, maka jalan yang baru diperbaiki tidak maksimal dan tidak bertahan lama pasti rusak kembali.
“Perbaikan jalan itu kan barusan beberapa hari ini selesai ditambal, belum samapai sebulan tapi sudah rusak lagi, menurut saya kualitas hasil pekerjaan tersebut udah kelihatan ngak bagus, karna perbaikanya tidak sesuai dengan spesifikasi jenis kerusakan pada jalan itu, sehingga jalan yang baru diperbaiki belum sebulan sudah rusak lagi, ngabis – ngabisin uang aja” ucapnya.
Setiap jenis kerusakan jalan cara spesifikasi penangan perbaikannya pasti berbeda-beda, seperti kerusakan jalan aspal berlubang, retak seribu, retak buaya, bergelombang dan jalan ambles, mekanisme perbaikan yang dilakukan pasti berbeda-beda, sehingga jalan yang diperbaiki dapat berkualitas baik.
Sebagai masyarakat, supri merasa kecewa dengan hasil perbaikan jalan tersebut, terlebih lagi pekerjaan tersebut belum sebulan dikerjakan sudah rusak kembali. Kerusakan tersebut nampak dititik yang baru ditambal atau diperbaiki.
Nggak tau siapa yang mengerjakan perbaikan jalan ini, apakah dikerjakan oleh pihak ketiga atau di swakelola oleh Dinas PUPR sendiri, Karana pekerjaan tambal sulam ini dari awal sampe selesainya pekerjaan tidak ada papan informasi pekerjaan yang terpasang, tandasnya.
Menurut sepengetahuan saya, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan jalan aspal cepat rusak, diantaranya, Mutu atau kualitas jalan aspal yang kurang baik, hal ini bisa dikarenakan bahan yang dipergunakan tidak baik atau diluar ketentuan teknis, metode pengerjaan yang kurang baik, pengerjaan yang bertepatan dengan cuaca yang kurang pas (hujan misalnya), uajar Putra salah satu pengemudi kendaran bermotor yang melintasi jalan yang kebetulan juga sebagai pengamat pembangunan.
Muatan yang berlebihan juga sebagai salah satu penyumbang mempercepat proses kerusakan jalan, apalagi kalau misalnya kualitas atau mutu jalan yang kurang bagus, otomatis akan semakin mempercepat proses kerusakan jalan.
“Kalau emang pekerjaan tambal sulam jalan ini dilakukan dengan cara swakelola atau di kerjakan oleh Dinas PU sendiri, seharusnya pekerjaan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, karna direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh pihak Dinas PU sendiri” kata dia
Sebelum pelaksanan pekerjaan tersebut dilaksanakan pihak Dinas PU mendata titik-titik kerusakan jalan yang akan diperbaiki, mulai jenis kerusakan, cara spesifikasi teknis penangannya, jenis material dan peralatan yang dipakai, serta volume pekerjaan.
Misal pada jenis kerusakan Distorsi yang terjadi pada jalan aspal bisa berupa amblas, jembul, keriting dan alur, bisa terjadi dikarenakan tanah dasar yang lemah dan pemadatan yang kurang optimal di lapisan pondasi.
Kerusakan jalan aspal berupa distorsi tidak cukup diperbaiki hanya dengan melakukan penambalan saja. Perbaikan kerusakan distorsi terbilang cukup rumit dan memakan waktu yang tak sebentar. Distorsi pada jalan perkerasan aspal sebaiknya diperbaiki dengan menggaruk kembali, dipadatkan kembali, lalu dilakukan penambahan lapisan permukaan baru.
Tahap pemadatan pada proses pembangunan jalan memang harus dilakukan dengan cermat. Pemadatan wajib dilakukan untuk meningkatkan kekuatan tanah, memperkecil pengaruh air terhadap tanah dan memperkecil daya rembesan air pada tanah. Tahap pemadatan ini dilakukan lapisan demi lapisan sehingga diperoleh kepadatan yang ideal.
Kerusakan jalan aspal berlubang dapat terjadi ketika retakan-retakan dibiarkan tanpa perbaikan sehingga akhirnya air meresap dan membuat rapuh lapisan-lapisan jalan. Lubang-lubang yang awalnya kecil ini bisa berkembang menjadi lubang-lubang berukuran besar yang dapat membahayakan pengguna jalan.
Lubang-lubang pada jalan aspal tersebut bisa diperbaiki dengan membersihkan lubang-lubang terlebih dahulu dari air serta dari material-material yang lepas. Setelah itu bongkar lapisan permukaan dan pondasi sedalam mungkin agar bisa mencapai lapisan yang paling kokoh. Barulah kemudian tambahkan lapisan pengikat atau tack coat. Lantas isi dengan campuran aspal dengan cermat. Padatkan lapisan campuran aspal tersebut dan haluskan permukaannya sehingga sama rata dengan permukaan jalan lainnya.
Lubang-lubang jalan aspal yang ditambal tanpa dibersihkan atau dibongkar terlebih dahulu hanya akan menghasilkan tambalan yang rapuh. Akibatnya lubang kembali terjadi hanya beberapa saat setelah penambalan dilakukan.
Jadi menurutnya apa bila jenis penanganan perbaikan jalan yang rusak sesuai dengan jenis kerusakan jalan tersebut, maka hasil jalan yang diperbaiki memiliki kualitas yang baik, serta jalan tersebut akan bertahan lama.
Dari hasil pantauan di lapangan, pekerjaan perbaikan jalan yang menghubungkan antar kecamatan tersebut kondisi aspalnya mulai banyak yang mengelupas, serta beberapa titik kondisi jalannya ada yang ambles dan bergelombang.
Terpisah, Rido pengawas pelaksanaan kegiatan Diruang kerjanya. Selasa(11/1/2022) Beralasan Rusaknya jalan tersebut di karenakan situasi dan faktor kontur tanah yang di nilai Labil. Akan tetapi dalam pelaksanaan kegiatan Sebagaimana dimaksud tidak dilakukan pemadatan.
“Itukan sudah kita angkat karena waktu pengerjaan itu cuaca juga, itu kemarin kan material nya base aja, tanah labil jadi susah kita, sedangkan di situ tetap harus kita tangani dengan material yang ada” kelit Rido.
Lebih lanjut Rido mengaku bahwasanya tanah jalan tersebut labil, akan tetapi hanya di lakukan tambal sulam tanpa adanya perlakuan pemadatan.
” Kita tidak adanya penanganan pemadatan tanah, sedangkan tanah itu labil, kita cuma ada penanganan di tambal sulam saja yang kita padatkan sehingga secara ini susah, Secara teknis lumayan intinya perbaikan kan sudah ada yang berhasil” elak Rido.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Tubaba ketika di komfirmasi melalui via WahatsApp tidak memberikan jawaban apapun. (Medi)